Minggu, 01 April 2012

Bakti Sosial P3KGB IDGAI Makassar.

Bakti Sosial pasti merupakan salah satu kegiatan yang paling diminati bagi mahasiswa kesehatan baik mahasiswa preklinik ataupun mahasiswa koas,  sebab disanalah mereka bisa menambah pengalaman dan mengaplikasikan teori yang  telah mereka dapatkan dibangku kuliah.

Fakultas Kedokteran Gigi Unhas bagian Kedokteran Gigi Anak, kemarin menyelenggarakan Baksos (Bakti Sosial) di SLB (Sekolah Luar Biasa) YPAC dan SLB  YAPTI dengan tema Recovery Keilmuan Dalam Bidang Kedokteran Gigi Anak yang merupakan rangkaian dari Seminar P3KGB Ikatan Dokter Gigi Anak (IDGAI) Cabang Makassar InsyaAllah akan diselenggaran di Hotel Santika Makassar pada hari  sabtu, 14 April 2012 mendatang.


Untuk baksos kali ini, saya ditugaskan menjadi pendamping dokter dalam mendiagnosis pasien, yah begini nasib selama masih menjadi mahasiswa preklinik, cuman jadi kecuping, cuman bisa pasang muka pengen saat liat pasien yang dikerja oleh kakak-kakak koas, tapi untunglah kalau dapet job jadi asisten dokter, bisa dapat cerita dari pengalaman sang dokter termasuk hal-hal yang tidak kita dapatkan dibangku kuliah, dari pada dapet job di bagian sterilisasi, kerjaannya cuman cuci-cuci alat, kaciaaaaaaaaaaaan deh lo ! ;p


Saya telah menunggu sekitar 15 menit, namun dokter yang saya dampingi belum juga datang, malah saya sama sekali belum tahu siapa dokter yang akan bersama saya. Gak lama kemudian, dokternya datang, ternyata beliau adalah drg. Sukaeni, Ph.D. Sejak pertama kali melihat beliau disalah satu seminar yang diadakan oleh bagian Prosthodonsi beberapa bulan yang lalu, saya kagum sekali dengan sosoknya, saat itu saya menjadi MC dan beliau pembicaranya. Segudang prestasi yang beliau miliki tidak membuat beliau lantas mnjadi sombong, tutur katanya halus, senyum yang tidak pernah lepas dari wajahnya menunjukkan keramahan beliau, dan 1 hal yang paling saya kagumi adalah dia sangat peka terhadap orang lain, ya memang begitulah sejatinya seorang dokter.

Hal lain yang saya perhatikan dari beliau adalah ketenangannya. Bayangkan, kami hanya mendiagnosis 10 orang pasien dalam waktu lebih dari 3 jam. Tidak karena melihat banyak pasien disana yang mengantri lantas beliau mempercepat pekerjaannya. Beliau melakukan pendekatan emosional dengan anak-anak tersebut satu persatu,  memegang tangannya, mengelus-elus rambutnya, sehingga sang anak merasa sang dokter menyayanginya, sikap drg. Sukaeni ini membuat beberapa anak-anak bahkan gurunya tersebut menceritakan kisahnya :

Kisah pertama berasal dari XXX, seorang anak laki-laki berusia 13 tahun.
            Suatu hari si X mendatangi gurunya dengan wajah yang sangat bahagia, bahkan menurut penuturan sang guru anak ini belum pernah terlihat begitu senang, dia memasuki pagar sekolah dengan berlari, meski kakinya berbentuk X, sepertinya itu bukan masalah. Sebelum mendatangi gurunya, ia beritahukan kepada seluruh teman-temannya tentang kabar gembira bahwa sebelum sampai ke sekolah ia ditemui seseorang, orang yang baik hati, orang itu menyematkan pin/bros disebalah kanan baju sekolahnya, ia merasa gagah dengan pin itu, buat temannya yang tak bisa melihat, ia raih tangannya dan menuntunnya ke pin yang telah tersemat ke sebalah kanan baju sekolahnya, hanya untuk membanggakan pin tersebut dan membuat yang lain merasa cemburu. Kemudian ia menghampiri sang guru, dengan wajah sumringah pun ia menceritakan asal usul pin nya, tak lama kemudian sang guru menangis, beliau melihat tulisan pada pin tersebut : “JANGAN DEKATI ANAK IDIOT”.

Kisah kedua berasal dari YYY, seorang anak laki-laki berusia 18 tahun.
            Usianya memang sudah cukup dewasa, namun menjalani pendidikan di Sekolah Luar Biasa ini bisa dibilang masih seumur jagung, ia terlambat mendapatkan informasi, sebelah kiri kakinya patah, entah karena apa, cara bicaranya normal seperti pada umumnya, hanya saja ada sedikit gangguan pada mata dan sikap yang selalu memainkan jari-jarinya. Ketika ditanyai oleh drg. Sukaeni tentang cita-citanya, dia tiba-tiba menjadi bersemangat, katanya dia pernah menjadi juara olimpiade MIPA di medan pada tahun 2009 untuk anak SLB, sehingga keinginannya kini adalah masuk ke sekolah SMA umum, mengasah kemampuannya, berteman dengan anak-anak yang normal, pernah kuceritakan ini pada orang lain tambahnya, namun mereka hanya tertawa, benar kata orang itu bahwa saya tidak normal, tidak pantas bergaul dengan anak-anak yang normal, dan tidak akan mungkin kembali normal. “Itu hanya mimpi saja tante dokter, dan kakak janganlah bersedih, itu hanya mimpi, saya akan tetap disini”
            Saya tidak bisa lupa dengan kalimat ini, ingin sekali kusampaikan, bahwa ini bukan mimpi, dik. Kau normal ! Namun drg. Sukaeni segera angkat bicara, dengan mata berkaca-kaca dia menjelaskan bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, sebagai contoh salah saeorang dokter gigi yang tangannya patah akibat kecelakaan, dokter tersebut sekarang masih bisa bekerja, meski bukan mengerjakan pasien, melainkan menemukan obat baru dibidang kedokteran gigi yang sekarang sudah dipatenkan, tentu saja namanya dikenal dimana-mana. Tante dokter ingat, teman tersebut pernah berkata : Kekurangan bukan alasan untuk tidak berkarya ! Si Y yang masih memainkan jarinya kini hilang dalam pelukan tante dokter.

dokternya dipaksa narsis :D

INFORMASI SEMINAR


Materi: (4 SKP)
Perawatan Rampant Caries & Early Childhood Caries pada Anak (Prof.Dr.drg.Sherly Horax,MS.); Interseptive Orthodontic dengan Sistem damon pada Anak (Prof.drg.Heriandi Sutandi,Ph.D.,Sp.KGA.(K)); Combine Functional Applience & Fixed Orthodontic pada Masa Tumbuh Kembang (drg.Harun Achmad,M.Kes.,Sp.KGA.); Diagnosis & Penanganan Trauma Injuri pada Anak (Dr.drg.Marhamah F. Singgih,M.Kes);Tren Endodontik pada Gigi Sulung dan Gigi Permanen Muda (drg.Dian Eka Kusumarianti,Sp.KGA.); Penanganan Anak Hiperaktif dan Nonkoperatif di Tempat Praktik (drg.Sukaeni Ibrahim,Ph.D); Metode Mudah Menghipnotis Anak di Ruang Praktik (drg.Ridwan auwen,CCHt.CI); Perawatan pada Anak yang Berkebutuhan Khusus (Spesial Needed Patient) (drg.Nurhaedah Ghalib,Sp.KGA)
Biaya Registrasi:
Sebelum 1 Maret: Rp 350.000 
Sebelum 1 April: 400.000 
Setelah 1 April: 500.000
CP:
drg.Dian Eka Kusumarianti,Sp.KGA. (081380337026)
drg.Harun Achmad, M.Kes, Sp.KGA. (085242739400)
Indriyani Latifah H.Harahap, S.Kg (085342003322)
idgai_makassar@yahoo.com
idgaimakassar.blogspot.com
Biaya Registrasi dapat diantarkan langsung ke :
Sekretariat IDGAI Makassar, Jl. Ratulangi, No.94b, Makassar, atau transfer via BNI Cabang UNHAS, No. Rek. 0212954082, an. Nursida. Bukti transfer harap dikirim via Fax ke no. (0411) 425382  untuk didaftarkan sebagai peserta.

13 komentar:

  1. oo gitu ya kalo bakti sosialnya dokter. . .
    Ooo. . . aku jadi tau deh. . .

    BalasHapus
  2. Kirain tulisan di PIN anak kecil'a " Aku cinta bu guru " makanya ibu gurunya kaget,hehehe

    BalasHapus
  3. wah keknya seru tuh mbak :D ,wah mbak2 dokter semua ya?jauh amat ya dimakasar

    BalasHapus
  4. gpp bagian nyuci2 kan nt bisa ahli nyuci hihihi

    siapa yang tega masang pin itu ya :(

    BalasHapus
  5. wah, aku paling takut nih sama dokter gigi.. hehe :D

    BalasHapus
  6. Aku mau juga dong, tante dokter! Hehehe

    BalasHapus
  7. olah mbak tu budokter gigi ya ternyata....
    :)
    bahas tentang merawat gigi biar putih dan kuat donk mbak....
    :)

    BalasHapus
  8. wah, psti seneng bgd bs mndampingi dokter idola :)
    gud luck y buat tgl 14 nya, mbak dokter :)

    BalasHapus
  9. tega banget masangin pin begitu

    BalasHapus
  10. aduh, dokternya caem".... kenalin dong thif :D

    BalasHapus
  11. dokter muda nan membawa indonesia sehat aman sentosa

    BalasHapus

silahkan meninggalkan pesan :D