Bakti Sosial pasti merupakan salah
satu kegiatan yang paling diminati bagi mahasiswa kesehatan baik mahasiswa
preklinik ataupun mahasiswa koas, sebab
disanalah mereka bisa menambah pengalaman dan mengaplikasikan teori yang telah mereka dapatkan dibangku kuliah.
Fakultas Kedokteran Gigi Unhas
bagian Kedokteran Gigi Anak, kemarin menyelenggarakan Baksos (Bakti Sosial) di SLB (Sekolah Luar Biasa) YPAC
dan SLB YAPTI dengan tema Recovery
Keilmuan Dalam Bidang Kedokteran Gigi
Anak yang merupakan rangkaian
dari Seminar P3KGB Ikatan Dokter Gigi Anak (IDGAI) Cabang Makassar InsyaAllah
akan diselenggaran di Hotel Santika Makassar pada hari sabtu, 14 April 2012 mendatang.
Untuk baksos kali ini, saya ditugaskan menjadi pendamping dokter dalam mendiagnosis pasien, yah begini nasib selama masih menjadi mahasiswa preklinik, cuman jadi kecuping, cuman bisa pasang muka pengen saat liat pasien yang dikerja oleh kakak-kakak koas, tapi untunglah kalau dapet job jadi asisten dokter, bisa dapat cerita dari pengalaman sang dokter termasuk hal-hal yang tidak kita dapatkan dibangku kuliah, dari pada dapet job di bagian sterilisasi, kerjaannya cuman cuci-cuci alat, kaciaaaaaaaaaaaan deh lo ! ;p
Saya telah menunggu sekitar 15 menit, namun dokter yang saya dampingi belum juga datang, malah saya sama sekali belum tahu siapa dokter yang akan bersama saya. Gak lama kemudian, dokternya datang, ternyata beliau adalah drg. Sukaeni, Ph.D. Sejak pertama kali melihat beliau disalah satu seminar yang diadakan oleh bagian Prosthodonsi beberapa bulan yang lalu, saya kagum sekali dengan sosoknya, saat itu saya menjadi MC dan beliau pembicaranya. Segudang prestasi yang beliau miliki tidak membuat beliau lantas mnjadi sombong, tutur katanya halus, senyum yang tidak pernah lepas dari wajahnya menunjukkan keramahan beliau, dan 1 hal yang paling saya kagumi adalah dia sangat peka terhadap orang lain, ya memang begitulah sejatinya seorang dokter.
Hal lain yang saya perhatikan dari
beliau adalah ketenangannya. Bayangkan, kami hanya mendiagnosis 10 orang pasien
dalam waktu lebih dari 3 jam. Tidak karena melihat banyak pasien disana yang
mengantri lantas beliau mempercepat pekerjaannya. Beliau melakukan pendekatan
emosional dengan anak-anak tersebut satu persatu, memegang tangannya, mengelus-elus rambutnya,
sehingga sang anak merasa sang dokter menyayanginya, sikap drg. Sukaeni ini
membuat beberapa anak-anak bahkan gurunya tersebut menceritakan kisahnya :
Kisah pertama berasal dari XXX, seorang anak laki-laki berusia
13 tahun.
Suatu
hari si X mendatangi gurunya dengan wajah yang sangat bahagia, bahkan menurut
penuturan sang guru anak ini belum pernah terlihat begitu senang, dia memasuki
pagar sekolah dengan berlari, meski kakinya berbentuk X, sepertinya itu bukan
masalah. Sebelum mendatangi gurunya, ia beritahukan kepada seluruh teman-temannya
tentang kabar gembira bahwa sebelum sampai ke sekolah ia ditemui seseorang,
orang yang baik hati, orang itu menyematkan pin/bros disebalah kanan baju
sekolahnya, ia merasa gagah dengan pin itu, buat temannya yang tak bisa
melihat, ia raih tangannya dan menuntunnya ke pin yang telah tersemat ke
sebalah kanan baju sekolahnya, hanya untuk membanggakan pin tersebut dan
membuat yang lain merasa cemburu. Kemudian ia menghampiri sang guru, dengan
wajah sumringah pun ia menceritakan asal usul pin nya, tak lama kemudian sang
guru menangis, beliau melihat tulisan pada pin tersebut : “JANGAN DEKATI ANAK
IDIOT”.
Kisah kedua berasal dari YYY, seorang anak laki-laki berusia
18 tahun.
Usianya
memang sudah cukup dewasa, namun menjalani pendidikan di Sekolah Luar Biasa ini
bisa dibilang masih seumur jagung, ia terlambat mendapatkan informasi, sebelah
kiri kakinya patah, entah karena apa, cara bicaranya normal seperti pada
umumnya, hanya saja ada sedikit gangguan pada mata dan sikap yang selalu
memainkan jari-jarinya. Ketika ditanyai oleh drg. Sukaeni tentang cita-citanya,
dia tiba-tiba menjadi bersemangat, katanya dia pernah menjadi juara olimpiade
MIPA di medan pada tahun 2009 untuk anak SLB, sehingga keinginannya kini adalah
masuk ke sekolah SMA umum, mengasah kemampuannya, berteman dengan anak-anak
yang normal, pernah kuceritakan ini pada orang lain tambahnya, namun mereka
hanya tertawa, benar kata orang itu bahwa saya tidak normal, tidak pantas bergaul
dengan anak-anak yang normal, dan tidak akan mungkin kembali normal. “Itu hanya
mimpi saja tante dokter, dan kakak janganlah bersedih, itu hanya mimpi, saya
akan tetap disini”
Saya
tidak bisa lupa dengan kalimat ini, ingin sekali kusampaikan, bahwa ini bukan
mimpi, dik. Kau normal ! Namun drg. Sukaeni segera angkat bicara, dengan mata
berkaca-kaca dia menjelaskan bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan
kelebihan masing-masing, sebagai contoh salah saeorang dokter gigi yang
tangannya patah akibat kecelakaan, dokter tersebut sekarang masih bisa bekerja,
meski bukan mengerjakan pasien, melainkan menemukan obat baru dibidang
kedokteran gigi yang sekarang sudah dipatenkan, tentu saja namanya dikenal
dimana-mana. Tante dokter ingat, teman tersebut pernah berkata : Kekurangan bukan
alasan untuk tidak berkarya ! Si Y yang masih memainkan jarinya kini hilang
dalam pelukan tante dokter.
Materi: (4 SKP)
Perawatan Rampant Caries & Early Childhood Caries pada Anak (Prof.Dr.drg.Sherly Horax,MS.); Interseptive Orthodontic dengan Sistem damon pada Anak (Prof.drg.Heriandi Sutandi,Ph.D.,Sp.KGA.(K)); Combine Functional Applience & Fixed Orthodontic pada Masa Tumbuh Kembang (drg.Harun Achmad,M.Kes.,Sp.KGA.); Diagnosis & Penanganan Trauma Injuri pada Anak (Dr.drg.Marhamah F. Singgih,M.Kes);Tren Endodontik pada Gigi Sulung dan Gigi Permanen Muda (drg.Dian Eka Kusumarianti,Sp.KGA.); Penanganan Anak Hiperaktif dan Nonkoperatif di Tempat Praktik (drg.Sukaeni Ibrahim,Ph.D); Metode Mudah Menghipnotis Anak di Ruang Praktik (drg.Ridwan auwen,CCHt.CI); Perawatan pada Anak yang Berkebutuhan Khusus (Spesial Needed Patient) (drg.Nurhaedah Ghalib,Sp.KGA)
Biaya Registrasi:
Sebelum 1 Maret: Rp 350.000
Sebelum 1 April: 400.000
Setelah 1 April: 500.000
CP:
drg.Dian Eka Kusumarianti,Sp.KGA. (081380337026)
drg.Dian Eka Kusumarianti,Sp.KGA. (081380337026)
drg.Harun Achmad, M.Kes, Sp.KGA. (085242739400)
Indriyani Latifah H.Harahap, S.Kg (085342003322)
idgai_makassar@yahoo.com
idgaimakassar.blogspot.com
Biaya Registrasi dapat diantarkan langsung ke :
Sekretariat IDGAI Makassar, Jl. Ratulangi, No.94b, Makassar, atau transfer via BNI Cabang UNHAS, No. Rek. 0212954082, an. Nursida. Bukti transfer harap dikirim via Fax ke no. (0411) 425382 untuk didaftarkan sebagai peserta.
oo gitu ya kalo bakti sosialnya dokter. . .
BalasHapusOoo. . . aku jadi tau deh. . .
Kirain tulisan di PIN anak kecil'a " Aku cinta bu guru " makanya ibu gurunya kaget,hehehe
BalasHapuswah keknya seru tuh mbak :D ,wah mbak2 dokter semua ya?jauh amat ya dimakasar
BalasHapusgpp bagian nyuci2 kan nt bisa ahli nyuci hihihi
BalasHapussiapa yang tega masang pin itu ya :(
pasti asyik ya mba :D
BalasHapuswah, aku paling takut nih sama dokter gigi.. hehe :D
BalasHapusAku mau juga dong, tante dokter! Hehehe
BalasHapusolah mbak tu budokter gigi ya ternyata....
BalasHapus:)
bahas tentang merawat gigi biar putih dan kuat donk mbak....
:)
wah, psti seneng bgd bs mndampingi dokter idola :)
BalasHapusgud luck y buat tgl 14 nya, mbak dokter :)
tega banget masangin pin begitu
BalasHapusaduh, dokternya caem".... kenalin dong thif :D
BalasHapusdokter muda nan membawa indonesia sehat aman sentosa
BalasHapusAda baksos rupanya ya? :D
BalasHapus