HAPPY WEDDING

"Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah mampu untuk kawin, maka hendaklah dia menikah. Karena dengan menikah itu lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu bisa menjadi perisai baginya" -  (HR. Bukhori-Muslim)

Mungkin itulah yang saya dan keluarga sibukkan beberapa hari belakangan ini, menghadiri acara pernikahan sepupu-sepupu yang berlangsung secara beruntun, 4 orang sekaligus. Ada beberapa hal yang saya gak suka tiap kali ke acara pernikahan :

Pertama : Ribet

Sejak sebulan lalu, mama sudah mempersiapkan hal-hal yang dianggap layak dan patut untuk diperbincangkan kenakan, mulai dari jilbab sampai ke sepatu, you know lah emak-emak, kemana-mana gayanya nomer satu, anaknya juga dipaksa-paksa sampai akhir-akhir ini setiap pulang dari acara nikahan muka pada gatel akibat gado-gado yang dibuat tukang salon di muka saya, padahal udah dibilangin make-upnya jangan tebel-tebel, tapi teteeeep aja. Grrrrr.. mungkin sebentar lagi jerawatan. Padahal menurut saya, wanita bisa tetap cantik walau tanpa make up. (jangan lirik lirik saya pehliiiissssss). Jadi wanita emang  ribet, makanya saya gak pernah suka sama wanita.

Kedua : Jleb Moment

Setiap kali ke kondangan dan bertemu dengan keluarga yang lama gak jumpa, selalu aja ada komentar dan pertanyaan seperti ini : “Udah gede yaa sekarang, dulu waktu kecil anu hmm anu” Gak enak banget mukanya orang yang kayak gini, bilang aja waktu kecil saya daki-an, puas puas ? Belum lagi kalau ada yang nanya “Belum punya calon yaa ?” Atau yang paling jleb moment ketika ditanya “Kapan Nyusul ? Itu si  Melati udah, si Mawar juga udah” Hey, kamu pikir nikah itu perlombaan ? Yang nikah duluan juara satu gitu ? Ada hadiahnya ? Lagian udah gak usah nanya, cariin aja jodoh cepetan ;p. Dan kalau sudah seperti saya bisanya nyegir aja. “Hehehe iya amin, doa-in yaa tante” Gak nyambung sih jawabannya, tapi pusing amat ah.

Ketiga : Lama

Pernikahan adat bugis memang memiliki runtutan proses yang paaaaaaanjaaaang dan laaamaa. Secara singkat ini tahapannya :

1.  A’jangang-jangang (Ma’manu’-manu’). 

2.  A’suro (Massuro) atau melamar. 

3.  A’pa’nassar (Patenre ada’) atau menentukan hari. 

4.  A’panai Leko’ Lompo (erang-erang) atau sirih pinang. 

5.  A’barumbung (Mappesau) atau mandi uap, dilakukan selama 3 (tiga) hari. 

6.  Appassili bunting (Cemme mappepaccing) atau siraman dan A’bubbu’ (mencukur rambut halus dari calon mempelai) 

7.  Akkorontigi (Mappacci) atau malam pacar. 

8.  Assimorong atau akad nikah. 

9.  Allekka’ bunting (Marolla) atau mundu mantu. 

10.Appa’bajikang bunting atau menyatukan kedua mempelai.

      Jangan tanya apa itu semua, panjang lah kalau mau dijelasin satu persatu, namun disetiap prosesi ada makna dan arti tersendirinya. Apa itu ? Honestly, saya juga gak paham. :p

Numpang narsis yaaa  hihihi- ini namanya baju bodo loh ! :D

Terakhir, happy wedding :)

Sakinah mawaddah warahmah yak.
Semoga yang belum nikah bisa cepet nyusul dan yang udah menikah selalu berasa pengantin baru terus.

Baarakallaahu laka, wa baaraka 'alaika, wa jama'a baynakumaa fii khair

"Semoga Allah memberikan berkah kepadamu, semoga Allah mencurahkan keberkahan kepadamu. Dan semoga Allah mempersatukan kalian berdua dalam kebaikan."